Monday, July 1

cikicuw

Cinta monyet, itulah yang sedang kurasakan saat ini. Bukanlah cinta monyet yang dimainkan oleh anak SD, bukanlah cinta-cintaan seperti yang ada di film-film. Lalu kenapa kusebut cinta monyet? Karena saat aku berada dalam permainan cinta tersebut, aku tak lebih pinter dari seorang monyet. Apapun kulakukan agar ia tersenyum, tak lebih dari seorang monyet penghibur yang hanya ingin membuat majikannya tertawa.
Manusia macam apa aku ini yang rela merendahkan harga diriku untuk sesosok makhluk bernama wanita? kurang ajar, tak tahu malu, maunya dilayani saja, mau enaknya saja, egois, tak berperikemanusiaan, terlalu sesukanya, aku tak tahu lagi.
tapi apa daya? aku sudah buta, buta oleh cinta, cinta tak memakai mata, buatku tak merasa, sakitnya bermain asmara. Aku muak! muak akan segalanya, muak akan diriku yang tak sadar bahwa aku berada di jalan yang salah, muak terhadap ia yang hanya memikirkan dirinya sendiri, tak sadar akan artinya aku. apa aku memang tak memiliki arti dalam hidupnya? aku tak mengerti dan aku tak peduli, aku tak mau ambil pusing, aku sudah terlalu pusing. Cinta buatku buta, buatku jadi monyet, itulah cinta monyetku

No comments:

Post a Comment