Monday, July 1

Si Lulusan S1 yang Nekat

S1, itulah yang ia bangga-banggakan. "Saya mah mas lulusan S1, semua anak bapak saya lulusan S1." Kata-kata itu selalu muncul dari mulut Mas Hari, supir dari sebuah mobil mewah yang kutemui di sebuah restoran di daerah Setiabudi, Bandung.
"Saya tak seberuntung Kakak saya yang bisa melanjutkan S2", lanjutnya. Tanda tanya muncul di kepalaku, apa yang terjadi pada lulusan S1 yang berada tepat di sebelahku ini? Sambil menyeruput kopinya di gelas aqua bekas yang tentunya tidak baik untuk kesehatan, ia berkata, "ya maklumlah orang kaya saya mah bisa lulus SD aja udah bagus bisa S1 kan, dek." Seusai kata-kata itu keluar dari mulutnya, saya tercengang. Telah sekian lama saya buta, saya lupa bahwa banyak dari 200 juta masyarakat Indonesia yang tidak mendapatkan fasilitas yang layak dari pemerintah mulai dari di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan segala-galanya.
"Rokok dek?" tawarnya pada saya. Berhubung saya bukan perokok maka saya menolak tawarannya tersebut. Nah darisinilah cerita bermula.....

cikicuw

Cinta monyet, itulah yang sedang kurasakan saat ini. Bukanlah cinta monyet yang dimainkan oleh anak SD, bukanlah cinta-cintaan seperti yang ada di film-film. Lalu kenapa kusebut cinta monyet? Karena saat aku berada dalam permainan cinta tersebut, aku tak lebih pinter dari seorang monyet. Apapun kulakukan agar ia tersenyum, tak lebih dari seorang monyet penghibur yang hanya ingin membuat majikannya tertawa.
Manusia macam apa aku ini yang rela merendahkan harga diriku untuk sesosok makhluk bernama wanita? kurang ajar, tak tahu malu, maunya dilayani saja, mau enaknya saja, egois, tak berperikemanusiaan, terlalu sesukanya, aku tak tahu lagi.
tapi apa daya? aku sudah buta, buta oleh cinta, cinta tak memakai mata, buatku tak merasa, sakitnya bermain asmara. Aku muak! muak akan segalanya, muak akan diriku yang tak sadar bahwa aku berada di jalan yang salah, muak terhadap ia yang hanya memikirkan dirinya sendiri, tak sadar akan artinya aku. apa aku memang tak memiliki arti dalam hidupnya? aku tak mengerti dan aku tak peduli, aku tak mau ambil pusing, aku sudah terlalu pusing. Cinta buatku buta, buatku jadi monyet, itulah cinta monyetku

Friday, May 31

hmm

blog blog, siapapun di sana, please mau banget curhat. gatau ya kenapa, ga ada yang bisa diceritain di dunia ini. gua cuma gatau mau cerita ke siapa hm.. Jadi coba mulai dari sebuah pertanyaan sederhana deh. Apa pacaran itu perlu? sebenernya guna dari pacaran tuh apa sih?
kenapa ya gua mulai apatis hmm bukan apatis juga sih gua belom homo dan masih suka sama cewe tapi begini ceritanya...
gua lagi deket sama seorang cewe, gatau kenapa cewe itu tuh ibarat jatuh dari langit dan khusus buat gua.
she's totally my type loh ga ada satu bagian pun dari dia yang gua ga suka...
tapi entah kenapa gua terlalu bodoh untuk menyadari semuanya hingga semuanya telah terlambat. gua udah membuat suatu keslahan besar dengan melewatkannya dan membiarkannya menangis karena kekecewaannya padaku.
sekarang wanita ini telah menyandang status sebagai kekasihku. namun apalah artinya kekasih. blog, dia tuh ga peduli kayanya ada gua apa ngga. gua tau gua salah dengan gua ngomong kaya gini serius deh gua juga tau teorinya tapi kenyataannya susah banget nerapin teori tsb. gua....  pengen dia sepenuhnya jadi milik gua, apa itu terlalu egois ga sih? gua cuma mau hidup bareng dia gitu jadi pendamping gua tapi kenapa jalannya berat banget dan ada aja selalu halangannya.
Tuhan aku bener bener gatau apa aku sanggup ngelewatin cobaan tentang masalah ini ya karena aku bukan orang yan gkuat tanpa-Mu. aduh maaf ya Tuhan masa cuma gara2 deketin cewe aku sampe curhat kaya gini sama Tuhan, maaf ya Tuhan. Tuhan tapi aku mohon banget tolong tunjukkin jalannya dong, aku udah janji sama diri aku sendiri kalo wanita ini tuh yang terakhir, aku udah males nyari2 pacar lagi beneran deh ga ada abisnya. kalo emang yang ini bukan jodohku, tolong luruskan hatiku ya Tuhan agar tidak lagi tergoda oleh godaan2 duniawi dan terlepas dari segala hal yang mengikatku untuk lebih dekat pada-Mu. Tuhan meskipun dia sekarang adalah kekasihku, aku tak merasakan hatinya menjadi milikku. Apa memang benar ia untukku? aku pun ragu. bukan, aku sangat yakin tapi apakah itu amanat-Mu? aku merasa dia sangat cocok bagiku Tuhan tapi mengapa jalan kami tidak pernah sekalipun lurus dan selalu berliku-liku? Tuhan tolong kuatkan aku di jalan yang berliku ini untuk mendapatkan hatinya, jika memang ia tercipta untukku, buatlah aku tetap tegar berjalan di jalan ini , jalan yang kuanggap benar ya Tuhan. boleh jujur curhat lagi ga Tuhan? dia tuh kaya terpaksa gitu pacaran sama aku, ser\ius deh selalu aja menjurusnya kesitu seakan2 dia neysel, aku ga tau harus ngapain lagi. aku cuma bisa buktiin kalo semua perkataan orang dwan semua pandangan orang2 itu salah. Aku sayang sama dia lebih dari segala sesuatu, sama seperti aku menyayangi keluargaku sendiri dan seperti aku menyayangi-Mu. sama sekali ia tidak mempercayaiku, aku tak tahu harus berbuat apa untuk membuatnya percaya selaiun berharap padaw waktu untuk menjelaskan semua yang sebenarnya terjadi.